Manajemen JKT48 Masih Abaikan Kesehatan Member
Sepuluh tahun telah berlalu, JKT48 Operational Team masih terkesan berantakan

Sudah 10 tahun berlalu sejak JKT48 pertama kali didirikan oleh Yasushi Akimoto yang juga memproduseri 48Group di Jepang, sekumpulan idol group yang beranggotakan para perempuan dengan spesialisasi entertaining (vokal, akting, dan dance). Jika tidak tahu, sebutlah nama-nama lawas pentolan JKT48 yang sempat terkenal seperti Nabilah, Melody, atau Haruka yang berasal dari Jepang, yang kini masih sering wara-wiri di acara televisi. Lalu bagaimana kesehatan member JKT48 di era pandemi ini?
Sejak JKT48 mempunyai Theater sendiri di FX Sudirman tahun 2012, hampir setiap hari show mereka selalu dipenuhi 400 penonton hingga antrian waiting list. Malangnya, dua tahun terakhir sejak pandemi Covid-19, show mereka mengalami penurunan drastis, mulai dari pembatasan jumlah penonton yang datang, pembatasan jumlah show dari yang semula Selasa-Minggu menjadi Sabtu-Minggu, hingga hanya pertunjukan yang dilaksanakan secara daring.

Di sisi lain, para fans merasa lega karena dengan adanya kebijakan PPKM terkait pandemi Covid-19 ini, para member idola mereka dapat cukup beristirahat dari kegiatan JKT48 yang tak ada habisnya. Mengambil salah satu kalender JKT48 pada November 2019, hanya dalam jangka waktu 12 hari, tercatat 14 show dilaksanakan di Theater dan 4 event lain yang dilaksanakan di luar show Theater. Belum lagi setiap hari member masih melaksanakan sesi latihan dan diwajibkan tetap berinteraksi di media sosial (melakukan tweet, menyapa fans, atau update foto).
Menjadi tempat untuk mengembangkan talenta remaja perempuan Indonesia, di sisi lain JKT48 banyak mendapat kritikan yang diarahkan kepada manajemen (JKT48 Operational Team) terkait eksploitasi para membernya secara berlebihan. Jadwal kegiatan yang padat, belum lagi para member harus tetap mengimbangi pendidikan di sekolah/universitasnya. Beberapa kasus cedera fisik yang pernah dialami eks-member seperti Pucchi dan Melati, dan cedera psikis yang dialami Fidly. Mengingat member JKT48 semuanya adalah remaja yang masih menjalani proses kedewasaan, pendampingan fisik dan kesehatan mental seharusnya menjadi kunci utama untuk pengembangan dan maintenance para membernya. Namun entah bagaimana, para fans melihat manajemen terkesan abai dalam hal ini. Industri entertainment mungkin memang tak mengenal lelah, tetapi masa depan remaja Indonesia menjadi taruhan.
Kegiatan masih berlanjut, namun tercatat pada bulan Februari 2022 ini, setidaknya 5 member JKT48 masih terpapar Covid-19. Di sisi lain, fans JKT48 mengatakan bahwa Covid-19 sedikit menyelamatkan para member dari kelelahan dan padatnya kegiatan. Walaupun demikian, para fans yang mayoritas para laki-laki ini menganggap para member adalah para wanita tangguh yang dapat survive di era industri yang serba keras ini. Terlepas dari abainya manajemen, JKT48 menjadi simbol bahwa perempuan tetap dapat berjuang memperoleh mimpi dengan usaha keras, sesuai dengan lirik di salah satu lagu mereka:
“Impian ada di tengah peluh
Bagai bunga yang mekar secara perlahan
Usaha keras itu tak akan mengkhianati”.