Potensi Wisata Kesehatan di Indonesia yang Menjadi Dilema

Indonesia memiliki potensi wisata kesehatan tetapi masih menjadi dilema karena pengelolaannya

Keragaman budaya yang tersaji di Indonesia menjadikan negeri ini menjadi salah satu destinasi wisata yang amat diminati oleh warga dunia. Selain wisata alam yang sudah dijamin keindahannya, health tourism atau wisata kesehatan di Indonesia ternyata juga mulai dilirik.

Seperti diketahui, Indonesia adalah negara yang kaya akan rempah-rempah dan berbagai jenis tanaman herbal untuk obat. Banyak metode pengobatan tradisional yang berkembang dan harus diketahui oleh dunia.

Belakangan ini, ethno wellnes dan ethno spa, disebut-sebut memiliki potensi wisata yang besar. Layanan kesehatan tradisional tersebut dinilai bisa menjadi salah satu wisata kesehatan di Indonesia untuk menambah devisa negara.

Menjadi Magnet Wisatawan Asing

Sebenarnya ethno wellness sudah cukup lama dikenal terutama di beberapa daerah wisata Tanah Air. Agnes Lourda Hutagalung, seorang pakar ethno spa Indonesia, mengatakan bahwa bidang ini bisa menjadi magnet untuk menarik minat para wisatawan asing karena keunikannya.

“Sejauh ini Indonesia memiliki 26 ethno wellness yang didaftarkan dalam SKKNI. Kita masih memiliki banyak jenis ethno wellness dari berbagai kebudayaan lokal yang harus terus digali. Negeri ini sangat kaya, terlebih jika pemerintah mau membantu mengembangkan potensi ethno wellness yang ada di Indonesia,” ujar Lourda dikutip dari Ayonews.com (19/9/2019).

Lourda menambahkan bahwa negara lain saat ini sudah mulai mengembangkan wisata kesehatan, yang bertujuan untuk menambah devisa negara dari sektor pariwisata. Oleh karena itu, Indonesia dinilainya patut melirik bidang ini sebagai sebuah potensi yang harus dikembangkan.

“Rasanya tidak ada seorang wisatawan yang sengaja datang ke Indonesia untuk melakukan akupuntur saja. Mereka pasti akan pergi ke Beijing untuk melakukan pengobatan pakai perantara jarum. Sebab, asalnya memang dari Tiongkok,” kata Lourda.

Baca Juga  MEMAHAMI CARA KERJA AROMATERAPI DI MASA PANDEMI

Sudah Berkembang di Negara Lain

Tiongkok ternyata sudah sejak lama menjadikan tradisi-tradisi pengobatan yang berasal dari negara mereka sebagai wisata kesehatan untuk meningkatkan devisa negara. Bahkan mahasiswa jurusan kedokteran di Tiongkok pasti akan belajar ilmu pengobatan dari leluhur mereka secara khusus, termasuk akupuntur.

Akan tetapi, pada kenyataannya pengobatan tradisional Indonesia sebagai wisata kesehatan masih jauh dari yang diinginkan. Ini terkait regulasi dan banyaknya dokter Indonesia yang belum menguasai bahasa Inggris.

Lourda berbagi cerita tentang turis asing di Yogyakarta yang tidak mau menerima resep dari seorang dokter di sebuah rumah sakit besar karena dokternya tidak bisa berbahasa Inggris. Ini yang disebut Loudra menjadi dilema untuk mengembangkan wisata kesehatan di Indonesia.

Padahal ada dua aspek penting yang harus bisa dicapai untuk mengembangkan wisata kesehatan, yaitu medical tourism dan wellness tourism.

Medical tourism adalah pelayanan kesehatan yang didapat dalam sebuah perjalanan wisata. Sementara dengan wellness tourism, maka wisatawan akan mendapat pelayanan kesehatan tradisional yang bersifat promotif-preventif dengan pendekatan holistik.

Salah satu wisata kesehatan di Indonesia yang pernah mendapat penghargaan internasional adalah Bali Spa pada tahun 2009. Tetapi, sangat disayangkan karena mereka tidak mendapat dukungan secara memadai dari dalam negeri, sehingga kesulitan bersaing di dunia internasional.

Tags
Lebih banyak

Artikel terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button
Close